Sejarah Komodo
Sekitar 40 juta tahun silam di Asia muncul spesies komodo yang
dimulai dengan marga varanus, yang kemudian bermigrasi ke Australia.
Selanjutnya 15 juta tahun yang lalu para biawak raksasa ini bergerak menuju
wilayah yang dikenal sebagai Indonesia sekarang, karena pertemuan lempeng benua
Australia dan Asia Tenggara. Komodo diyakini berevolusi dari nenek moyang
Australia sekitar 4 juta tahun yang lampau, dan meluas penyebarannya sampai
sejauh Timor.
Ketika tahun 1910 armada kapal Belanda menemukan makhluk misterius
yang diduga "Naga" mendiami wilayah Kepulauan Sunda Lesser.
Selanjutnya oleh Letnan Steyn Van Hensbroek, seorang penjabat Administrasi
Kolonial Belanda di kawasan Flores temuan ini ditindaklanjuti. Pada tahun 1912,
Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor mempublikasikan komodo kepada
dunia lewat disertasinya. Dalam pemberitaannya, Ouwens memberi saran nama kadal
raksasa "Varanus Komodoensis" untuk komodo, sebagai pengganti julukan
Komodo Dragon (Komodo Naga).
Tentang Komodo
Binatang komodo memiliki panjang 3 meter dan berat 90 kg, adalah
spesies kadal terbesar di dunia yang kini dinyatakan sebagai salah satu dari 7
keajaiban alam di dunia.
Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme
pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup
di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat
hidup komodo dan laju metabolism komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya,
kadal raksasa ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem
tempat hidupnya.
Hewan ini secara alami hanya ditemukan di Pulau Komodo, NTT,
Indonesia. Hidup di padang rumput kering yang terbuka, sabana dan hutan tropis.
Mereka aktif pada siang hari walaupun kadang-kadang aktif pada malam hari.
Komodo dapat berlari hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang
pendek, berenang sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4,5 meter serta pandai
memanjat pohon menggunakan cakarnya yang kuat. Untuk menangkap mangsa di luar
jangkauannya, hewan ini dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan
ekornya sebagai penunjang.
Untuk tempat berlindung, hewan ini menggali lubang sedalam 1-3
meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat. Karena besar tubuhnya dan
kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama
malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi berikutnya.
Tempat persembunyiannya biasanya berada di daerah perbukitan
dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi. Tempat ini umumnya merupakan
lokasi strategis untuk menyergap rusa.
Komodo dapat menemukan mangsa dengan menggunakan penciumannya
yang tajam dan dapat menemukan hewan yang mati atau sekarat pada jarak hingga
9,5 kilometer.
Pada tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya menetapkan Pulau
Komodo sebagai wilayah konservasi alam untuk binatang Komodo. Pada tahun 1986
Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai World Heritage Site (Situs Warisan
Dunia) dan Man and Biosphere Reserve (Cagar Biosfer Dunia) oleh UNESCO.
Memiliki total luas sejumlah 1.817 km², di wilayah konservasi
ini hidup 2500 ekor komodo yang tersebar di beberapa tempat utama yaitu Pulau
Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang. Habitat komodo adalah alam
terbuka dengan padang rumput savanna, hutan hujan, pantai berpasir putih, batu
karang, dan pantai yang airnya jernih. Di kawasan ini, dapat ditemukan binatang
lain seperti kuda, banteng liar, rusa, babi hutan jantan, ular, kera, dan
berbagai jenis burung.
Taman Nasional Komodo juga memiliki biota bawah laut yang
menakjubkan. Para penyelam menyatakan bahwa perairan komodo merupakan salah
satu tempat menyelam terbaik di dunia. Dengan pemandangan bawah laut yang
memukau di mana terdapat 385 spesies karang yang indah, hutan mangrove dan
rumput laut, juga sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis bunga
karang, 10 jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu
dan ikan pari.
Lokasi ini dapat dicapai dari Kupang, naik pesawat ke Ende
kemudian diteruskan dengan minibus ke kota Labuhan Bajo selama 10 jam
perjalanan, setibanya di sana menuju ke Pulau Komodo dengan menggunakan speed
boat selama 2 jam.
ENGLISH
VERSION
History
of Komodo
About 40 million years ago in Asia emerging
species of dragons that starts with the Varanus genus , which then migrate to
Australia . The next 15 million years ago the giant lizard is moving towards
the area now known as Indonesia , because meeting the continental shelf of
Australia and Southeast Asia . Komodo is believed to have evolved from a common
ancestor Australia about 4 million years ago and extends its distribution to as
far East .
When the Dutch fleet in 1910 discovered a
mysterious creature allegedly " dragon " inhabit the Lesser Sunda
Islands . Furthermore, by Lieutenant Steyn van Hensbroek , an official Dutch
Colonial Administration in the Flores findings are acted upon . In 1912 , Peter
A. Ouwens , director of the Zoological Museum in Bogor publish to the world of
dragons through the dissertation . In preaching , advising Ouwens giant lizard
name " Varanus komodoensis " for dragons , instead of the nickname Komodo
Dragon ( Komodo Dragon )
About
Komodo
Animals dragons have long 3 meters and
weighing 90 kg , is the world's largest lizard species that is now declared as
one of the 7 natural wonders of the world .
Large size is associated with symptoms of
island gigantism , the tendency for body meraksasanya certain animals that live
in small island linked to the absence of mammalian carnivores on the island
where dragons live and the rate of metabolism of small dragons . Because of his
body , these giant lizards occupy the position of a top predator that dominate
the ecosystems of his life .
These animals are found naturally only on
the island of Komodo , NTT , Indonesia . Living in a dry, open grasslands ,
savannas and tropical forests . They are active during the day although
sometimes active at night .
Komodo dragons can run up to 20 miles per
hour in short distances , swim very well and can dive as deep as 4.5 meters and
clever to climb trees using strong claws . To catch prey out of reach , these
animals can stand on its hind legs and use its tail as a support .
For shelter , the animals dig a hole as deep
as 1-3 feet with front legs and strong claws . Because of his body and the
habit of sleeping in a hole , dragons can conserve body heat throughout the
night and reduces the time sunbathe on the next morning .
Hiding places are usually located in the
hills with the sea breeze , open from vegetation . This place is generally a
strategic location to ambush deer .
Komodo can locate prey by using a keen sense
of smell and can find animals dead or dying at a distance of 9.5 kilometers .
Komodo
National Park
In 1915 the Dutch government finally set the
Komodo Island as a nature conservation area for animals dragons . In 1986 the
Park declared as a World Heritage Site ( World Heritage Site ) and a Man and Biosphere
Reserve ( a World Biosphere Reserve ) by UNESCO .
Having a total area of 1,817 km ² , in
the conservation area in 2500 to live dragons tail spread in some places are
the main island of Komodo , Rinca , Padar and Gili Mota . Dragons natural
habitat is open grassland savanna , rainforest , white sandy beaches , coral
reefs , and beaches where the water is crystal clear . In this area , can be
found other animals such as horses , wild buffalo , deer , wild boar male ,
snakes , monkeys , and various species of birds .
Komodo National Park also has the amazing
underwater life . The divers claim that Komodo waters are one of the best dive
sites in the world . With stunning views of the sea bottom where there are 385
species of beautiful corals , mangrove forests and sea grass , as well as home
to thousands of species of fish , 70 types of sponges, 10 types of dolphins , 6
types of whales, green turtles , and various types of sharks and stingrays .
This location can be reached from Kupang ,
Ende to the plane and then forwarded by minibus to the town of Labuan Bajo for
10 hours of travel , upon arrival heading to Komodo Island by speed boat for 2
hours .